Sayang, aku doakan kau baik-baik di sana ya. Nanti kita ke Pulau Sumatera sama-sama
Kupesan satu menu set dan sup shirataki.
Ternyata sup ini tidak kentara micinnya. Kuah kaldu, daun bawang, dan shirataki.
Semoga aku bisa tidur nyenyak setelah ini
40 jam per 5 hari. Kalau cukup beruntung, bisa lebih. Setidaknya aku merasa sedikit dihargai saat mencapai 50 jam.
Katanya jadi karyawan saja tidak bisa membuat kaya. Maka aku harus hemat.
Persetan. Aku sekarang hanya memikirkan kencan nanti malam makan di Daitokyo Sakaba. Perut dan nafsuku harus dijinakkan setelah rapat panjang penuh tekanan.
Aku tandai check list-ku di Jakarta: naik bus tingkat.
Butuh 1,5 jam untuk naik dan berhubung hari Jumat, penumpangnya tidak begitu ramai. Berawal dari rencanaku mengajak pacar naik bus tersebut untuk selebrasi ulang tahunnya, akhirnya aku sendirilah yang ke sana.Intermezzo, aku memang masih kesal karena rencanaku agak gagal untuk memberikan momen ulang tahunnya. Ternyata hingga hari ini, dia masih bekerja.
Lanjut lagi, Saat aku menunggu di sana, aku berkenalan dengan pemudi lebih muda dariku, namanya Elma. Ia berasal dari Bekasi yang ternyata juga suka berpetualang sendiri seperti aku. Jadi ya, aku tidak seutuhnya sendirian.
Ruteku Monas sampai Monas lagi. Melewati Jalan Sudirman, berfoto gedung-gedung pencakar langit, menikmati pemandangan lebih leluasa karena bus yang kutumpangi tanpa atap, ditemani sesekali matahari. Selain sibuk mengabadikan momen, ada beberapa hal yang terpikir:
1. Jakarta membosankan. Hiburan yang disuguhkan adalah gedung-gedung pencakar langit.
2. Kebahagianku bukan tanggung jawab Aris, tapi diriku sendiri.
3. Yogyakarta harus menyediakan transportasi lebih banyak.
4. Lebih asyik kalau ada operator yang menceritakan sejarah.
Coba aku update di sini ya dokumentasinya!
Gue mengalokasikan energi ke hal-hal penting buat gue.
No gossiping..
No hurtful words..
No assumptions..
Be present
Semoga kita mencintai dengan berani
Ini hanya mudik. Mei nanti kamu akan kembali. Biarkan kamu dan dia punya waktu sendiri :)
Kebahagianku hari ini sesederhana mencium aroma apel di kamar mandi.
"ekwɪˈlɪbriəm/ [uncountable, singular] a state of balance, especially between different forces or influences.
have we reached that? or.. did we really head there?
I've invested my priceless assets: heart and mind. Something that you mocked me for being unrealistic. but im proudly say my talent is falling in love deeply, I could even win some prizes due to my holy mastery.
probably, our love languages are different, we just have another view on stability, or the most important one: how we prioritize and we merely leave it under the rug
She/ her; A quiet one with loudest mind. Uttering any thoughts and recounting.
86 posts