Disaat semuanya menjadi semakin kacau. Lalu siapa yang harua bertanggung jawab atas ini semua? Penghambaan diri yang terlalu parah menjadi penderitaan tak berkesudahan. Entah bagaimana lagi ini cara memulai atau mengakhirinya. Memulai hal yang baru. Mengakhiri semuanya.
Masa muda menjadi seperti ini. Lingkungan yang benar-benar tak mampu diungkapkan kekacauannya. Tak ada sama sekali semangat untuk berjuang. Semangat untuk apapun. Gerak untuk menjadi apasaja. Selain diriku yang sekarang.
Take up one idea. Make that one idea your life - think of it, dream of it, live on that idea.Let the brain, muscles, nerves, every part of your body, be full of that idea, and just leave every other idea alone. This is the way to success.
Swami Vivekananda
Ah jadi pengen kerja di NASA! Impian masalalu :')
Dusty Nebulae in Taurus This complex of dusty nebulae linger along the edge of the Taurus molecular cloud, a mere 450 light-years distant. Stars are forming on the cosmic scene, including extremely youthful star RY Tauri prominent toward the upper left of the 1.5 degree wide telescopic field. In fact RY Tauri is a pre-main sequence star, embedded in its natal cloud of gas and dust, also catalogued as reflection nebula vdB 27. Highly variable, the star is still relatively cool and in the late phases of gravitational collapse. It will soon become a stable, low mass, main sequence star, a stage of stellar evolution achieved by our Sun some 4.5 billion years ago. Another pre-main sequence star, V1023 Tauri, can be spotted below and right, embedded in its yellowish dust cloud adjacent to the striking blue reflection nebula Ced 30. Image Credit & Copyright: Bob Franke
Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itu kami naik gunung.
Soe Hok Gie
Hey aku sibuk dan tak punya banyak waktu. Jangan menikamku dalam angan-angan semu. Aku bukan apa-apa. Aku bukan siapa-siapa. Aku tak memiliki apa-apa. Apa yang membuatmu merasa berkuasa atas tubuh bobrok ini? Hentikan deretan nada itu. Hentikan desah hujan yang menutupi aliran air mata. Hentikan semuanya! Hentikan semua perbudakan ini. Sungguh, aku lelah. Kalau begini terus aku bisa membenci takdir.
Ini bukan proses pendewasaan. Ini penderitaan tiada akhir. Bukan aku tak bersyukur atas semua ini. Aku hanya tak mampu mengungkapkannya lewat tubuh yang terlanjur diperbudak. Lewat tingkah yang terlanjur diperintah. Semuanya sudah tersetting. Perlahan. Berpendar. Hanya menunggu.waktu. Apakah akan hancur atau bercayaha kembali.
Sejelasnya kondisi ini sangat menyiksa. Tak ada satu hal-pun yang mampu meredam dan menyelamatku dari siksamu. Aku harus menepi kemana? Kau yang seharusnya menjadi bagain terpenting hidupku justru menggerogoti tegak ku untuk terus dalam kondisi rapuh. Agar bisa kau perbudak. Buat apa kau dikaruniakan padaku? Jika pada akhirnya kau yang menjadi penentu kehancuranku. Tidak..tidak sampai kapanpun aku akan terus berusaha untuk membalik arah dan berganti menjadikanmu sahabat.
Aku baru saja selesai membaca novel yang di dalamnya memuat cerita tentang kekaguman pada sosok Paulo Coelho, penulis supermega best seller The Alchemist. Jujur saja aku belum pernah membaca bukunya. Tapi dengan membayangkannya saja aku langsung jatuh hati pada penulis asal Brazil itu. Bahkan sekarang aku mengikuti akun instagramnya dan tidak berfikir dua kali untuk selalu me-screenshoot saat ada posting terbaru darinya.
Apa yang membuat Coelho menjadi hal yang menarik malam ini? Yah, tentu saja karena sesuatu dari dia membangunkan suatu kesadaran baru bagiku. Passion. Saat aku selesai membaca novel itu hatiku resah dan pada akhirnya memutuskan sesuatu tanpa pikir panjang. Skip. Urusan ini biar hanya aku yang tahu. Dan Allah. Tapi hal lain yang menjadi keputusanku adalah aku harus melakukan sesuatu. Untung saja aku memang sudah menemukan apa sesuatu yang kuinginkan. Ya, menulis. Aku akhirnya melakukannya. Menulis sebuah cerita dari aplikasi penampung cerita. Aku hanya ingin memulai menghalau segala kekhawatiran bahwa aku tak bisa melakukan apa-apa. Dan jujur saja aku baru menulis sedikit. Satu part. Tapi kalian tahu bagaimana rasanya? Luar biasa. Ada rasa tak biasa yang berdegub dari dalam dada. Sebuah sensasi yang menyenangkan. Oh, begini rasanya melakukan sesuatu dari apa yang kita senangi dan ingini. Baiklah, mari menjaga konsistensi. Semua letupan di dada ini senantiasa berirama. Hei, doakan aku semoga langkah memulai ini menuai sesuatu yang bermanfaat.
Sunset -
Bogor gerimis lagi dipukul segini. Mari go down on nice dreams :) with Kiki at Perumahan Babakan Sari – Read on Path.
Sempat berfikir bahwa negeri ini tak punya harapan, lalu tertampar dengan negeri ini punya masa depan hafidz dan hafidzah. Setidaknya mereka masih bisa di harapkan.
NN
Seni adalah perkara substansi, bukan hanya perkara selera. Kalau seni hanya perkara selera, seni tidak punya kebenaran. Kalau seni tidak punya kebenaran, maka dia tidak punya kekuatan. Kalau seni tidak punya kekuatan, seni tidak punya kebebasan. Jadi, apakah berlebihan bahwa seharusnya orang berkesenian harus punya tujuan? Itu menjadi keharusan.
nauraini
You're only here for a short visit. Don't hurry, don't worry. And be sure to smell the flowers along the way.
Walter Hagen
Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-
233 posts