Aku ingin diam begini saja. Belajar untuk pantas menjadi anak ayahku.
NN
(vía Manatee Picture — Underwater Wallpaper — National Geographic Photo of the Day)
Terakhir aku berdiskusi dengan cara yang layak, ehm, sebutlah otentik adalah pembicaraan panjang tentang realitas yang sedang atau dari dulu dihadapi oleh penduduk masa kini. Pada kesimpulan yang sama akan timbul sebuah kesimpulan, "Siapa kamu yang dengan percaya diri mengatakan bisa merubah orang lain?" Dan pada kesimpulan yang lain datang sebuah pernyataan, "Kalau kamu ada di posisi ingin merubah orang lain, maka kamu sesungguhnya bukan siapa-siapa." Mungkin perlu ditambahkan di belakangnya, kecuali orang yang sedang berhalusinasi.
Today – Thursday, June 21 – is the summer solstice in the northern hemisphere. But what causes this change in seasons? And what exactly is a solstice? It’s all about Earth’s tilt!
Many people believe that Earth is closer to the Sun in the summer and that is why it is hotter. And, likewise, they think Earth is farthest from the Sun in the winter.
Although this idea makes sense, it is incorrect. There is a different reason for Earth’s seasons.
Earth’s axis is an imaginary pole going right through the center of Earth from “top” to “bottom.” Earth spins around this pole, making one complete turn each day. That is why we have day and night, and why every part of Earth’s surface gets some of each.
Earth has seasons because its axis doesn’t stand up straight. Today, the north pole is tipped toward the Sun, and the south pole is tipped away from the Sun. The northern summer solstice is an instant in time when the north pole of the Earth points more directly toward the Sun than at any other time of the year. It marks the beginning of summer in the northern hemisphere and winter in the southern hemisphere.
To mark the beginning of summer, here are four ways to enjoy the many wonders of space throughout the season:
1. Spot the International Space Station
As the third brightest object in the sky, the International Space Station is easy to see if you know when to look up. Sign up to get alerts when the station is overhead: https://spotthestation.nasa.gov/. Visible to the naked eye, it looks like a fast-moving plane only much higher and traveling thousands of miles an hour faster!
2. Treat your ears to space-related podcasts
From our “Gravity Assist” podcast that takes you on a journey through the solar system (including the Sun!) to our “NASA in Silicon Valley” podcast that provides an in-depth look at people who push the boundaries of innovation, we have podcast offerings that will suit everyone’s taste. For a full list of our podcasts, visit https://www.nasa.gov/podcasts.
3. Explore space by downloading NASA apps
Our apps for smartphones, tablets and digital media players showcase a huge collection of space-related content, including images, videos on-demand, NASA Television, mission information, feature stories, satellite tracking and much more. For a full list of our apps available for download, visit https://www.nasa.gov/connect/apps.html
4. Watch launches to space
This summer, we have multiple opportunities for you to take in the sights of spacecraft launches that will deliver supplies and equipment to astronauts living aboard the International Space Station, explore our solar system and much more. Be sure to mark your calendar for upcoming launches and landings!
Make sure to follow us on Tumblr for your regular dose of space: http://nasa.tumblr.com
Believe in yourself! Have faith in your abilities! Without a humble but reasonable confidence in your own powers you cannot be successful or happy.
Norman Vincent Peale
Suka pada seorang ibu yang menumbuhkan anaknya dengan ilmu. Manjawab berbagai hal yang selama ini dianggap lumrah dengan ilmu. Karena payahnya seorang ibu dalam belajar untuk membesarkan anaknya adalah manifestasi dan investasi tersempurna bagaimana anaknya akan bersinar nantinya.
nauraini
Selamat pagi, malam. Meretas batas dan membuka tabir kegelapan selalu terhalang tembok penembus sinar. Hanya hitam yang menunduk pada engkau yang tak mau berjalan.
Walaupun hari suci ini tidak bisa dibuka dengan kehangatan keluarga, tapi tak pantas rasanya kalau menggerutu. Awal bulan suci diuji dengan kesendirian. Diuji atas keikhlasan menjalankan apa-apa yang menjadi langkah pendewasaan. Bapak, Ibu selamat menempuh bulan suci ini ya :’) Ini tahun kedua mbak ngga ada ditengah kalian untuk pembukaan. Doakan mbak kuat disini ya. Insyaallah kita petik rahmat ini bersama-sama nantinya.
beginilah :)
Semakin terbukanya akses informasi pada era internet ini (alah-alah bahasaku berasa mau bikin latar belakang skripsi) membuat setiap orang bisa mendapatkan apa saja yang dia butuhkan. Serius, like, Google itu mengakomodasi informasi apapun dengan keyword yang sesuai. Asal jangan cari tahu siapa nama nenek moyangmu. Manalah dia tahu kecuali kau cucu Soeharto yang perpustakaan SD juga penuh sama buku tentang dia. Kebiasaan ngelantur, intinya bukan itu.
Ini entah karena aku semakin tua makannya merasa kebutuhan akan ilmu semakin kuat atau karena emang aku sebodoh itu yang selalu merasa nggak tahu apa-apa atau karena kepalaku yang selalu riuh dan inginnya memikirkan hal yang berfaedah. Ketiganya nggak buruk. Terasa semenjak aku kuliah semester awal kebutuhan untuk men-supply diri dengan sesuatu hal yang baru terus meningkat. Semakin mengkhawatirkan sampai saat ini. Selalu ada di kondisi ‘apa yang sudah kupelajari atau dapat hari ini?’ atau ‘anjir itu orang berasa ngerti segalanya kok aku nggak ngerti apa yang dia omongin ya’ (mostly anak ask.fm which is dia anak politik yang tentu saja aku lemah di ilmu itu tapi terasa cukup tertarik untuk mempelajarinya). Dan jadilah walaupun cuma basic dan effortnya tidak terlalu kuat sampai harus akses jurnal internasional (seperti referensi yang dia gunakan) bahkan cuma akses dari berita-bertia ngehe perpolitikan dalam negeri setidaknya konsepnya dapat.
Ketidaktahuan itu nikmat juga.
Bagi yang betulan sadar bahwa mengisi kepala dengan ilmu adalah sebuah keharusan maka mencari ilmu itu adalah kenikmatan yang sensasional. Ketidaktahuan yang nikmat. Apalagi kalau menyadari bahwa diri jauh tertinggal dari orang seusia kita yang melesat jauh di depan misalnya. Seperti halnya aku yang baru saja ketampar bolak-balik rasanya sama orang-orang yang masuk 30 under 30-nya majalah Forbes. Masing-masing bidang sudah digarap dengan gemilang seperti consumer technology, retail and e-commerce, the art, manufacturing and energy, finance and venture capital, enterprise technology, health and skincare serta media, marketing and advertising. Sedangkan aku di sini menyadari bahwa aku jauh, sejauh-jauhnya tertinggal dan lambat, selambat-lambatnya belajar dari mereka semua. Mungkin bukan penghargaanya yang membuat tertampar, tapi bagaimana orang-orang ‘di bawah 30 tahun’ itu begitu well-informed sampai akhirnya membuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Itulah tujuan piramida puncak dari belajar.
Tapi nggak apa-apa. Akan ada saatnya buatku dengan cara yang berbeda. Alhamdulillah aku sudah memulai: menulis. Menulis bagiku adalah salah satu cara untuk memberikan hal yang berguna bagi orang lain. Tidak melulu harus menjejelkan ideologi yang kupunya ke pembaca, justru lebih ke membawa mereka pada berbagai perspektif sampai akhirnya mereka bisa menentukan penyikapan terbaik atas sesuatu yang didapatkannya. Sikap kepoku tentang banyak hal ingin aku bagi juga kepada yang membaca tulisanku. Walaupun masih sangat terbatas ilmunya, tetapi aku coba mengamalkan seperti yang HR Bukhari katakan ‘sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.’ Persyaratan yang mengikutinya adalah ilmunya harus jelas dan pemahaman dari penyampai harus baik. Entah aku sudah memenuhi persyaratan itu atau belum tapi setidaknya dengan menyampaikan suatu hal bisa merangsang siapapun nantinya yang ingin tahu lebih mendalam.
Kondisiku sendiri saat ini masih ingin tahu begitu banyak hal dari semua bidang keilmuan. Mungkin nggak semua. Minus teknik, kedokteran, akuntansi tidak terlalu menjadi minatku dikarenakan ilmu profesi itu terlalu teknis dan aku sudah jauh tertinggal. Tapi seperti sebelumnya yang aku sampaikan, bahwa bisa tahu konsep saja juga sudah menyenangkan buatku. Mungkin spesifik yang sering menjadi concern-ku adalah hal-hal yang banyak menjadi headline atau kategori berita juga seperti politik, ekonomi, kesehatan (secara general), fashion, teknologi minus otomotif, gaya hidup, travelling dan lain sebagainya. Aku memaksakan diri untuk setidaknya tahu secara general tentang hal yang aku sebut di atas. Beberapa cara yang kulakukan untuk membuat pencarian insight ini menjadi menyenangkan adalah: 1. Membaca berita harian (aku baca Kurio karena WSJ bahasanya ketinggian buatku) 2. Follow akun-akun penyedia berita di Twitter 3. Follow orang-orang yang concern tentang apa yang menjadi ketertarikanku (ini bisa di semua media sosial yang kita mainkan, bahkan tak jarang ada beberapa orang yang konsisten aku follow di semua akun media sosialnya) 4. Tonton video bermanfaat (aku paling senang tonton TED, Buzzfeed bahkan serandom Allux) 5. Mendengarkan podcast (biasanya kalau menemukan source yang proper, dia sudah lihai membahas berita apa yang sedang ‘in’) 6. Main pinterest (astaga ini sangat amat kesukaan. Bagaimana melihat infografik-infografik itu disajikan dengan visual yang menyenangkan) 7. Main ask.fm (ini mengacu ke poin nomor tiga yaitu dengan memanfaatkan tanda bintang untuk setiap akun yang kita anggap apa yang keluar dari jawabannya akan mencerdaskan kita) 8. Main instagram (ini sangat penting untuk melatih visual terutama bagi yang suka fotografi spesifik fashion atau travelling) 9. Membaca blog (entah milik so called influencer atau bukan, selama merasa dia worthy dan good enough untuk diambil ilmunya ya baca saja!)
Cara nomor 1-9 rasanya menyenangkan semua untuk dilakukan. Aku menjaga dan memaksa diri untuk terus konsisten mengakses beberapa poin tersebut. Karena sesungguhnya terlalu banyak yang terjadi setiap harinya di saat kita selalu bilang kalau ilmu kita belum ada setetes air laut. Dan ilmu seluas lautan itu bisa kita dapat atau temukan dengan mudah sekarang. Pertanyaannya adalah selalu dan selalu mau atau tidak. Mungkin kalau kita tidak merasa harus mengetahui banyak hal, setidaknya ahli di bidang yang kita pelajari dengan intens seperti jurusan sekolah atau kuliah pun tak apa. Dan kembali menerapkan setetes air di lautan itu. Keingintahuan itu bisa ditumbuhkan secara alami atau dipaksa tumbuh. Sampai pada akhirnya kita ingin membuat diri kita ahli di dalamnya atau hanya sekedar tahu.
Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-
233 posts