Ramadan Is like a rare flower That blossoms once a year And just as you begin to smell its fragrance It disappears for another year Make the most of it now While you still have the chance For the harvesting season is here And it won’t last The last 10 days Have approached so fast And as the days wizz past How do our deeds fare Put your heart in action And your limbs in gear Multiply your deeds So your rewards be dear
Anonymous (via islamic-quotes)
Ramadhan always blossoom :')
Above Man’s war-wracked world a veteran throng Of singing spirits gather in the air Called from the Poets’ Heaven to take their share In Right’s impending victory over Wrong. Far in their van the Eagle Eye of Song Looms o’er Ravenna, where he died, and where He saw God’s Freedom in the dazzling glare Of visions, which to every race belong. Him his redeemed, united Italy —Her Alps new crowned with Monza’s iron band, Her Hadria wedded with her Doge’s ring —Hails as the Prophet-Bard of Liberty; And bids the free of every tongue and land Join in her Ave, and their tribute bring.
beginilah :)
Akhir-akhir ini aku sering berpikir naif tentang adakah hak yang bisa kuperoleh dari sesuatu yang jauh dan secara teknik aku tak mampu menggapainya. Ini bukan kesinisan. Hanya bertanya-tanya seberapa jauh dan dalam dunia yang bisa kujamah sampai tiba jatahku usai. Ada atap di Marina Bay. Ada yang sibuk di Silikon Valley. Ada yang mengurus kebun anggur di Alastain Vineyard. Ada yang sedang menapak kanopi dengan lensa tele. Ada yang mengukir karya di halaman depan sebuah Harper Bazaar. Ada start-up company yang menguasai pasar saham. Pikiranku riuh akan sesuatu hal paling bias dan tidak berwujud. Kerjapan mata panik setiap harinya. Dunia makin gila dengan perputaran Bumi yang konstan. Segala di dalamnya dinamis. Manusia berubah. Adakah di antara kedinamisan itu ruang untuk para pencari celah?
The difference between a successful person and others is not a lack of strength, not a lack of knowledge, but rather a lack of will.
Vince Lombardi
Sesungguhnya ini sangat menampar!
Terus berfikir dan mengekori dirimu. Tapi sampai kapanpun rasanya mustahil. Tak mungkin orang seperimu tak memiliki kualifikasi yang tinggi. Yah, Mau bagaimana lagi? Aku wajib berekspektasi melebihi dirimu jika memang kamu tak mungkin.
Akhirnya kembali ke tanah rantau. Dengan sesak hati dilepas Ibu, adik dan saudara. Sebuah kecupan manis dari Ibu semakin meluluhlantakkan pertahanan yang coba di bangun. Tapi bagaimanapun, beliau harus tegar karena putrinya bukan pergi untuk hal yang sia-sia. Tapi untuk hal yang apa-apa. Insyaallah.
Kembali ke Bogor di temani ayah super hebat. Karena alasan mau pindah kos beliau memutuskan untuk ikut. Selalu begitu. Alasan sederhana menjadi hal yang sangat krusial saat itu menyangkut buah hatinya.
Astaga aku bukan tak ingat sesuatu. Aku sangat ingat dan bahkan sangat menentang. Iya, aku menentang ayahku mengantarku ke Bogor. Aku bisa mengatasinya sendiri. Pindah kos itu soal yang tak terlalu sulit. Tapi kembali lagi, kecintaan yang amat sangat pada putrinya, beliau rela melawan rasa sakitnya. Ya, beliau sedang sakit. Sakita yang sudah beberapa hari ini membuat beliau sedikit ringkih dan berkali mengucap istighfar saat nyeri itu mendera. Sakit yang membuat beliau memutuskan cuti lebih awal dan 3 hari berbaring di rumah. Ya, sakit tulang yang begitu membuatnya kesakitan.
Sakit yang dulu pernah di uji-kan padanya kini kembali harus dijalani. Dulu kaki kiri sekarang kaki kanan. Ringkih gerak membuatku semakin sesak. Sungguh, aku memaksa beliau agar tak memaksakan diri. Tapi, sungguh aku tak kuasa.
Akhirnya keberangkatan pada hari Sabtu malam, 23 Agustus 2013 sekitar pukul 20.30 WIB. Perjalanan menumpang mobil kakak, mobil pribadi kapasitas 8 orang. Dan di dalam mobil tersebut cukup sesak dengan 9 orang. Sebenarnya tidak sesesak itu, tetapi karena barang bawaan yang banyak membuat sesak.
Banyak ujian pada saat di dalam mobil. Posisi duduk yang sangat tidak nyaman karena banyaknya barang pasti membuat beliau makin kesakitan. Perlawanan rasa sakit tersebut dilawan dengan tidur yang tak begitu nyenyak sepanjang jalan.
Akhirnya sampai sekitar pukul 12.30 WIB. Perjalanan yang cukup melelahkan. Kemudian istirahat membuat kami lupa waktu. Setelah bangun, akhirnya kami pulang ke rumah kontrakanku dan mandi. Setelah itu menggelar kasur di depan televisi dan bersiap tidur.
Selama tidur, tak urung ku dengarkan beliau mendesis kesakitan. Itu lebih dari sebuah tusukan bagiku. Berubah-ubah posisi cukup membuktikan bahwa beliau masih sangat kesakitan. Pukul 3.30 beliau terbangun dan melaksanakan ritual malam yang rutin beliau lakukan, menghadap Sang Khalik dalam sujud. Setelah itu beliau melanjutkan tidur dan cukup pulas sepertinya. Membuatku sedikit lega.
Pagi harinya ternyata sakit itu masih terasa mendera. Akhirnya setelah beliau Shalat Duha, kami menuju kos baru untuk melihat kondisi dan mengambil kunci. Setelah itu kami pergi ke Lapas Cibinong untuk mengambil motor Kakak.
Ah, sepanjang perjalanan itu membuagku melayang pada ingatan lalu. Mengingat aku sudah disini selama kurang lebih setahun. Tapi sayangnya pergi pulang kampung selama sebulan tak begitu membuatku merindukan kota ini. Aku merasakan bahwa kota ini semakin gersang. Siang hari dengan panas yang sangat menyengat. Sungguh kontras dengan sebutan Kota Hujan yang hingga sekarang masih di sandang. Pembangunan flyover yang tak kunjung selesai membuat suasana semakin gerah. Idealisme sebagai mahasiswa konservasi sedikit terusik melihat kota yang tenggelam dalam beton ini. Oh, sungguh panas. Celetukkan ayahku mengenai Pasar yang berada di pinggir jalan raya. Pasar bernama Ciluar yang diplesetkan Ciruwet -_-"
Kemudian siang hari saat kembali ke kontrakan, kami makan siang di dekat Pasar Ciluar yang sebagian besar sudah dibongkar. Entah untuk apa. Semoga bukan untuk gossip yang sudah kudengar. Setelah sampai kontrakan aku dan ayah bersantai menonton televisi dan istirahat dari panas yang mendera.
Sore hari yang sebenarnya di rencanakan untuk pindahan barang terpaksa harus ditunda. Ini alasan yang sangat apa-apa. Aku dengan tegas menolaknya saat ayah mengingatkan untuk segera berkemas. Ayahku kesakitan saat bangun tidur dan hanya terduduk lemas. Astaghfirullah, itu membuatku sangat sesak. Sungguh sesak.
Ayah, perjuanganmu untuk putrimu. Kenapa harus sebegitu besarnya? Egoku pun tak membuatmu untuk berfikir dua kali walaupun untuk alasan yang sederhana. Semoga sakitmu segera reda, Yah. Semoga ujian ini segera berlalu dan engkau dapat melewatinya dengan gemilang. Semoga kesehatan menjadi nikmat yang selalu kau sandang. Dan doakan aku untuk tetap beristiqomah menjalankan apa yang engkau nasehatkan :') Aku mencintaimu karena Allah, Ayah.
Again and again about DREAM of.
"It's the possibility of having a dream come true that makes life interesting." - "There is only one thing that makes a dream impossible to achieve: the fear of failure."
Mungkin aku bukan takut pada orang pintar. Aku takut pada orang yang punya mimpi..
:')
Today – Thursday, June 21 – is the summer solstice in the northern hemisphere. But what causes this change in seasons? And what exactly is a solstice? It’s all about Earth’s tilt!
Many people believe that Earth is closer to the Sun in the summer and that is why it is hotter. And, likewise, they think Earth is farthest from the Sun in the winter.
Although this idea makes sense, it is incorrect. There is a different reason for Earth’s seasons.
Earth’s axis is an imaginary pole going right through the center of Earth from “top” to “bottom.” Earth spins around this pole, making one complete turn each day. That is why we have day and night, and why every part of Earth’s surface gets some of each.
Earth has seasons because its axis doesn’t stand up straight. Today, the north pole is tipped toward the Sun, and the south pole is tipped away from the Sun. The northern summer solstice is an instant in time when the north pole of the Earth points more directly toward the Sun than at any other time of the year. It marks the beginning of summer in the northern hemisphere and winter in the southern hemisphere.
To mark the beginning of summer, here are four ways to enjoy the many wonders of space throughout the season:
1. Spot the International Space Station
As the third brightest object in the sky, the International Space Station is easy to see if you know when to look up. Sign up to get alerts when the station is overhead: https://spotthestation.nasa.gov/. Visible to the naked eye, it looks like a fast-moving plane only much higher and traveling thousands of miles an hour faster!
2. Treat your ears to space-related podcasts
From our “Gravity Assist” podcast that takes you on a journey through the solar system (including the Sun!) to our “NASA in Silicon Valley” podcast that provides an in-depth look at people who push the boundaries of innovation, we have podcast offerings that will suit everyone’s taste. For a full list of our podcasts, visit https://www.nasa.gov/podcasts.
3. Explore space by downloading NASA apps
Our apps for smartphones, tablets and digital media players showcase a huge collection of space-related content, including images, videos on-demand, NASA Television, mission information, feature stories, satellite tracking and much more. For a full list of our apps available for download, visit https://www.nasa.gov/connect/apps.html
4. Watch launches to space
This summer, we have multiple opportunities for you to take in the sights of spacecraft launches that will deliver supplies and equipment to astronauts living aboard the International Space Station, explore our solar system and much more. Be sure to mark your calendar for upcoming launches and landings!
Make sure to follow us on Tumblr for your regular dose of space: http://nasa.tumblr.com
Ah jadi pengen kerja di NASA! Impian masalalu :')
Dusty Nebulae in Taurus This complex of dusty nebulae linger along the edge of the Taurus molecular cloud, a mere 450 light-years distant. Stars are forming on the cosmic scene, including extremely youthful star RY Tauri prominent toward the upper left of the 1.5 degree wide telescopic field. In fact RY Tauri is a pre-main sequence star, embedded in its natal cloud of gas and dust, also catalogued as reflection nebula vdB 27. Highly variable, the star is still relatively cool and in the late phases of gravitational collapse. It will soon become a stable, low mass, main sequence star, a stage of stellar evolution achieved by our Sun some 4.5 billion years ago. Another pre-main sequence star, V1023 Tauri, can be spotted below and right, embedded in its yellowish dust cloud adjacent to the striking blue reflection nebula Ced 30. Image Credit & Copyright: Bob Franke
Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-
233 posts