Raba-raba semu. Menjadi kebanyakan bukan selalu tentang menjadi paling benar, kan? Dan aku menyangsikan makhluk rupa akhir zaman.
Menulis mungkin memang ekspresi diri yang membuat bahagia. Seharusnya tidak terbelenggu apapun. Banyak kebebasan yang bisa menjadi privilese seseorang dalam menulis. Tapi, saat berada dalam posisi membandingkan antara karyanya dan karya orang lain akan muncul persepsi baik dan kurang baik. Lalu, saat dirinya berada dalam kondisi kurang baik seharusnya adalah mencari pertolongan dengan membaca lebih banyak buku. Bukan mencari pembenaran dengan kuantitas yang membaca sama dengan kualitas isinya. Padahal dia sendiri sadar kalau itu hanya penyangkalan.
nauraini
Kewl 🙆
Adobe Creative Connection Club by TATABI Studio
Follow us on Instagram: @betype
Akhir-akhir ini lagi senang membuat infografik. Yang ini, aku ikut lombakan. Ngga terlalu banyak berharap karena masih cetek banget skill-nya. Tapi main-main sama infografik cukup menyenangkan juga. Lihat banyak infografik so kewl tapi bukan buatan Indonesia dan kontennya kurang Indonesia. Pengen sih membuat yang statistik dan konten Indonesia sekali.
Jangan dikira saat seperti ini aku tidak berpikir serius Serius, aku serius Memang enak berbagi nasib dengan kesalahan masa lalu? Serius, aku serius Itu menyesakkan
Bagi seorang introvert menemukan zona nyaman tidak lah sulit. Yang sulit adalah beranjak di saat zona nyaman itu semakin menenggelamkan dalam paradigma 'kesendirian' seorang introvert. Karena seharusnya zona nyaman itu bukan tempat persembunyian tetapi tempat peristirahatan. Istirahat selalu berasosiasi dengan pemulihan energi. Persembunyian berkorelasi dengan kepengecutan dari hal yang tidak berani dihadapi.
Sebagai seorang INFP, aku juga merasakan zona nyaman itu terlalu sulit untuk disingkirkan dan hanya menjadi peranjakan sementara. Bukan yang mempunyai tali kekang sampai akhirnya tidak kemana-mana. Aku tidak tahu bagiku zona nyaman itu kamar, sendiri atau tidak melakukan apa-apa. Semuanya sama mengkhawatirkannya. Kalau diminta untuk memilih aku ingin memilih sendiri di tempat yang jauh. Karena dengan berjalan setidaknya indera yang dimiliki akan berfungsi.
Jadi apakah zona nyaman bisa diubah tanpa perlu pemaksaan yang berlebihan karena tujuannya bukan ingin keluar dari zona nyaman tetapi berganti zona nyaman?
Berandai-andai memiliki tempat atau rutinitas yang tepat guna dan dijadikan zona nyaman versi utopisku adalah sesederhana berjalan. Sendirian. Memproses segala sesuatu yang tidak berjalan baik di hari kemarin dan merenungkan segalanya. Mencurahkan waktu sepenuhnya untuk diri sendiri. Karena kalau hal semasif kepribadian saja fluid, bagaimana dengan isi kepala? Yang berisi neuron yang sedia menghantarkan rangsang dari semua hal yang dirasa, dilihat, diraba, dikecap, didengar.
Satu hal lainnya yang kuidamkan dan ingin dijadikan candu dan kusebut sebagai zona nyaman adalah menulis. Berkolaborasi dengan pergi dibersamai oleh memikirkan apa perlu dipikirkan, sekembalinya aku ingin menuliskan. Apapun. Dan untuk satu hal ini, aku tidak akan pernah bosan untuk mendobrak zona nyaman. Kalau itu sudah jadi zona nyaman.
Sampai sekarang kasur dan tidur masih terlalu sulit untuk dienyahkan. Atau kesendirian itu sendiri yang pada kenyataannya telah mengalami pemaknaan yang keliru karena terlalu sering dilakukan berulang-ulang?
Nyatanya seorang INFP yang ingin punya persona Ekstrovert ini susah sekali untuk sekedar menciptakan humor untuk hidupnya sendiri. Konsistensi yang tidak konstruktif.
Zona nyaman, inginku pergi dan menulis, lalu konsisten dan berhasil menyembuhkan atau melahirkan.
More words to say. Just wait his deduction to answere his dead theoritical o_O
Do be dead!! I love this episode so so much!! #sherlockHolmes #sherlock #johnlock #johnwatson #bbc
Human behavior flows from three main source : desire, emotion, and knowledge. The only true wisdom is in knowing you know nothing-
233 posts